(Edisi liburan bareng emak-emak PKK Desa Persiapan Pulau Punjung)
Blog berisi konten curhat, aktivitas kegiatan, dan review buku, makanan, tempat kuliner, dan segala hal.
Selasa, 31 Desember 2019
Perjalanan Apa Ini? ( Vol.1)
(Edisi liburan bareng emak-emak PKK Desa Persiapan Pulau Punjung)
Selasa, 10 Desember 2019
Tingkah Hujan ; Kepada Baim
Tingkah Hujan
Kepada Baim
Tuhan membuat kita bercengkrama
Ditingkahi rinai hujan menghujam tanah.
Basah.
Kita duduk bersebelah tertawa tanpa lena ; ini ujian keberapa?
Saat mata sipitmu terangkat sebelah
Nyatanya sebelum itu kita pernah jumpa di Lubuk Linggau kala senja sambil menanti kereta.
Hanya saja saat itu kita masih lugu, kau baru umur sepuluh.
Mata kita yang bicara syahdu, bibir kita menutup ragu.
Kau masih ingat itu?
Ditemani gemuruh guntur dan petir yang menyambar-nyambar muka
Kita lanjutkan cerita.
Tiap tetes air yang jatuh
Ada kisah yang kita titipkan padanya
Biar ia simpankan jadi kenangan masa tua.
Sebab kita tak pernah bisa dan tak tahu pula
Akan ada percakapan apa setelahnya
Cukup hingga di sinikah
Atau sudah ada lanjutannya skenario bahwa
Kita memang selalu bersama.
Kita adalah beda. Bukan teman biasa.
Kita saudara satu jiwa.
Senin, 02 Desember 2019
Musyawarah Wilayah 6 Forum Lingkar Pena (FLP) Sumsel ; Saatnya Mencari Pemimpin Baru
Selasa, 26 November 2019
Perjalanan Menuju Muswil 6 FLP Wilayah Sumsel
H-1
Jadwal saya padat merayap menjelang Muswil ke 6 FLP Sumsel. Sebelum hari H saya ikut pelatihan Ardira dulu di aula BP Paud - Dikmas Palembang. Jam 6 sudah berangkat dari rumah. Usai kegiatan di sana sekitar jam 2 lewat saya menuju hotel Bina Darma di Plaju. Naik transmusi. Transit di halte Cinde. Lama sekali nunggu di sana. Sekitar jam 4 tiba di hotel. Rapat persiapan. Ketemu kembaran aku, Fathir Muhammad dari Prabumulih juga teman-teman FLP yang lain.
Rapat usai menjelang Maghrib. Shalat dulu. Lalu kita ke sekret FLP untuk menginap dengan menggunakan mobil Danang Paminto Leksono. Sebelum ke sekret kita antar Nurhidayati alias Hida Syifa alias Ida, dulu ke rumahnya. Sempat mampir ke rumah Baiti, salah satu pengurus wilayah, sayang dia tidak di rumah.
Lepas dari sana, sebelum mengantar Ida, mampir ke pempek Cek Tasya (nanti saya review deh pempeknya di blog) ditraktir kak Fajar Kustiawan (saat itu masih ketua FLP Wilayah Sumsel). Terima kasih kak Fajar.
Lepas mengantar Ida, mobil Danang menuju sekret. Maunya sebenarnya jalan-jalan dulu sebelum ke sekret. Tapi capek. Mana kita harus menunggu Hamdi, ketua FLP cabang OKU yang rencananya juga ikut menginap.
Setelah beres-beres, kita memperbaiki LPJ yang akan disampaikan besok. Jam 9 Hamdi tiba. Dia menunggu di depan Rumah Sakit Islam Siti Khadijah. Memang sekret dekat ke sana. Saya dan Fathir yang jemput. Tapi sebelum ke sekret saya mau beli sandal dulu ke Indomaret. Maka jalan kaki lagi mencari Indomaret yang ternyata sangat melelahkan. Jauh cuy!
Pulang dari Indomaret diketawain Danang sama kak Fajar karena lama banget. Setelahnya memperbaiki laporan lagi. Belum usai laporan, saya dan Fathir kembali mencari nasi. Perut ini belum nyaman kalau belum diisi nasi. Di situ kak Fajar dan Danang heran lagi, nggak capek habis nyasar ke Indomaret. Haha
Balik ke sekret malah riweuh pas mau tidur. Awalnya saya, Danang, dan Fathir tidur di dalam kamar. Tahulah, kalau saya dan Fathir ketemu, ghibah. Maka kita membahas kisah percintaan Danang. Danang kesel. Lah orang mau tidur kok kita malah ngomong terus. Akhirnya dia pindah ke depan. Haha....
Saya dan Fathir sempat melanjutkan obrolan sebelum akhirnya sepakat untuk tidur. Walau tidurnya kemalaman tapi subuhnya tetap tepat waktu. Kita subuh di musholah terdekat. Dan saya terpeleset saat usai wudhu. Alhasil, kaki jadi sakit.
Kembali ke sekret untuk mandi (katanya) tapi yang terjadi air habis.
*Bersambung
Sabtu, 21 September 2019
Cara Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya
#flpsumsel #WAGflpsumselmenulis #lampauibatasmu
Kamis, 08 Agustus 2019
Jauh-jauh Ngemsi untuk Talk Show Kepenulisan "Memperpanjang Usia dengan Menulis" bersama Umi Laila Sari di Prabumulih
Ahad pagi (28 Juli 2019) sebelum acara talk show dimulai seluruh peserta dan sebagian panitia jalan-jalan pagi dulu di Taman Ria komplek Pertamina EP Prabumulih dan dilanjutkan dengan sarapan nasi uduk. Tapi sebelum itu saya dan Fathir menjemput peserta dulu di rumah kak Fajar. Lagi-lagi ada baba ranjang yang lewat. Sayang sudah ditengah. Jadi tidak bisa menghitung gerbongnya.
Jam 09.00 acara dimulai. Saya didapuk menjadi pembawa acara. Acara dibuka oleh bapak Imam Maulana perwakilan dari Pertamina EP Prabumulih. Sebelum talk show dimulai juga ada penampilan puisi spektakuler dari saya dan Hida Syifa. Berbakat sekali saya ya! Ngemsi oke baca puisi bisa. ( Memuji diri sendiri kapang pun perlu) :)
Ini pertama kali saya memandu acara talk show. Biasa hanya ngemsi seminar saja atau sebuah pelatihan. Saya pernah loh memandu acara yang bintang tamunya adalah sutradara hebat pengasuh sanggar Ananda (lebih dikenal Lenong Bocah) yaitu Aditya Gumay. 3 hari 2 malam di Hotel Majestic, Palembang.
Menjadi MC talk show memang agak sulit sebab kita harus pintar-pintar membawa suasana agar penonton ikut larut. Pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan untuk pembicara pada talk show harus mewakili pertanyaan umum peserta. Tak hanya itu kita harus terus membikin peserta talk show tak jenuh dan terus fokus memperhatikan kita. Karena konsep begini harus ada kerja sama yang baik antara MC dan pembicara. Jangan sampai peserta terabaikan karena MC dan Pembicara asyik ngobrol sendiri.
Asli, saya serasa kayak jadi host di acara talk show di televisi. Berasa acara Hitam Putih tapi versi Literasi. Sesekali saya tes ombak apa penonton saya masih pada posisi mendengarkan atau malah sibuk sendiri dengan gawainya. Tidak mereka menjadi hening karena memang fokus pada ketampanan saya, eh, salah ding, fokus pada materi. Terlihat jelas dari panggung ada beberapa peserta yang mencatat materi di buku catatan mereka. Ada juga yang mencatat di gawainya.
Hingga pada pertanyaan pun mereka tetap antusias. Dua sesi full penanya. Diakhir acara kita foto bersama dulu. Setelahnya banyak yang minta foto sama mbak Umi selaku pembicara. Sama saya? Ah, mungkin mereka malu.
Abis beres-beres acara talk show kita menuju masjid Darussalam untuk shalat dan makan siang. Setelahnya, kita akan refreshing sejenak ke museum. Nantikan di tulisan berikutnya ya!
Pulau Harapan, 29 Juli - 08 Agustus 2019
Minggu, 04 Agustus 2019
Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Forum Lingkar Pena (FLP) di Prabumulih (2/4)
Ternyata map yang diberikan oleh panitia berpusat di masjid Darussalam komplek Pertamina EP Prabumulih bukan gedung Bina Ria 1 tempat acara berlangsung. Akhirnya kita shalat dulu di sana. Hanya saya dan Ida. Mbak Fat dan Danang sudah jamak.
Saya suka masjid ini, namanya sama dengan masjid di desa saya. Tapi soal luas dan bagusnya, jauh. Bagus masjid Darussalam yang ini. Luasnya luas sekali. Halamannya luas juga. Dan nyaman. Masjid mana sih yang tak nyaman. Perasaan setiap mampir ke masjid selalu membawa kenyamanan tersendiri deh. Wajar saja kalau masjid ini bagus, Pertamina punya. Untuk menaranya saja menghabiskan dana 1,5 milyar. Belum masjidnya yang luas itu.
Akhirnya kita dijemput panitia untuk menuju lokasi. Alhamdulillah, akhirnya kita sampai juga. Di gedung Bina Ria 1 peserta Rakorwil yang datang dari 7 cabang dan ranting yang tersebar di wilayah Sumsel sudah 80% yang hadir. Mereka tampak semangat luar biasa. Acara pembukaan segera dibuka sebelum nantinya kita akan memulai Rakorwil yang dimoderatori oleh Danang.
Sekitar jam 5, peserta sudah komplit hadir. Menjelang Maghrib acara diskorsing sampai bakda isya. Kita istirahat sejenak, shalat, dan makan malam.
Rapat berakhir hingga pukul 11 malam. Selama rapat seru sekali. Apa yang kami bahas tak perlu tahu ya, rahasia rumah tangga.
Panitia dan peserta bersiap untuk istirahat karena besok akan ada talk show kepenulisan bersama mbak Umi Laila Sari. Panitia dan peserta yang membawa keluarga ditempatkan di mess Pertamina. Lebih dekat biar tak repot. Sisanya ke rumah kak Fajar, ketua FLP wilayah Sumsel. Dan Danang memilih tidur ke tempat kak Fajar. Saya di mess bersama Fathir karena kamar masih sisa satu untuk panitia. (Khusus bersama Fathir akan ada cerita khusus.)
Saat mengantar panitia ke tempat kak Fajar, ada baba ranjang lewat, baba ranjang itu sebutan untuk kereta api yang membawa batu bara. Kali ini saya ikut mobil Fathir. Danang membawa peserta lainnya. Karena duduk di depan saya menghitung berapa banyak gerbong yang dibawa. Saya tidak berhasil menghitung. Kacau diurutan 70an. Diajak bicara soalnya. Mereka tidak tahu kalau saya menghitung gerbong batu bara itu. Tapi sepertinya kurang lebih 100an.
Usai mengantar peserta, saya dan Fathir kembali ke komplek Pertamina menuju mess untuk istirahat. Ah, agenda besoknya akan dimulai pukul 06.30 pagi.
Pulau Harapan, 29 Juli 2019
Selasa, 30 Juli 2019
Perjalanan Rakorwil FLP Sumsel dan Talk Show Kepenulisan (1/4)
Update lengkap akan diposting besok! Seminggu ke depan akan ada tulisan tentang Rakorwil FLP yang seru luar biasa.