Kamis, 16 Desember 2021

Mereka yang Bercerita

 


Kejadian ini terjadi di Saung Rumah Qur'an Nurussa'adah Pulau Harapan. Kebetulan mereka bertiga yang ada di foto (perhatikan foto dengan jelas, ada seorang anak yang sembunyi di balik baju merah maroon) masuk dalam kelas saya. Hanif, Diaz, dan Rasya.

Setelah selesai muraja'ah, membaca alat peraga metode Ummi, dan mengaji, tibalah waktunya untuk menulis. Ketiga anak ini menulisnya persis di dekat meja saya. Sambil menulis ketiga anak ini bercerita sesama mereka, sesekali mengajak saya dan bertanya ini itu. Apa saja mereka ceritakan. Dan kali ini mereka bercerita tentang liburan. Saya mendengar semua kisah mereka sambil fokus menulis di kartu prestasi mereka.

Rasya bilang besok dia mau ke Lampung. Aku juga ikut, sambung Diaz. Rasya dan Diaz masih ada hubungan keluarga. Hanif tidak mau kalah dong. Aku mau ke Palembang, ujarnya.
"Nanti kami mau ke pantai, ustadz," jelas Rasya. Saya tersenyum menatap Rasya sebagai respon lalu kembali fokus menulis di kartu. "Kita mau berenang."
"Aku juga pernah ke pantai," terang Hanif.
"Air pantai rasanya asin," kata Diaz.

Pikir saya, bocah-bocah ini kecil-kecil tapi liburannya sudah kemana-mana. Saya sewaktu kecil liburannya hanya bermain bersama teman-teman di dalam hutan. Boro-boro ke pantai. Pertama kali ke pantai saja ketika usia SMA. Beruntung sekali mereka.

"Ustadz, besok kalau ke Palembang kami mau ke PS," kata Hanif yang matanya fokus ke papan tulis.
"Aku sering diajak Bunda ke PS, " balas Rasya.
Haduh, lagi-lagi saya agak tercengang mendengarnya. Saya yang sebesar ini saja jarang sekali masuk mall. Mereka dengan mudahnya bilang sering masuk mall. Anak-anak jaman sekarang ya.

Mereka bertiga terus bercerita hingga selesai menulis dan diponten. Saya selalu senang dengan dunia anak-anak. Mereka lugu dan menggemaskan. Rajin-rajin mengaji Hanif, Diaz, dan Rasya  biar jadi anak yang shalih dan bisa membanggakan orang tua.

Pulau Harapan, 09122021