Selasa, 31 Agustus 2021

Rahasia Anda Aman di Tangan Saya

 



Rahasia Anda Aman di Tangan Saya

Jaka Ferikusuma


Rahasia menurut KBBI adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Dalam hidup setiap manusia pasti memiliki rahasia. Baik yang dia simpan sendiri atau dibagikan ke orang yang paling dipercaya.

Rahasia jika sudah diceritakan kepada orang lain maka itu menjadi amanah. Sebuah amanah yang wajib untuk dijaga. Apabila amanah itu tidak diemban dengan baik maka bisa menjadi khianat. Makanya banyak orang yang akhirnya ribut besar gara-gara rahasia ini.

Dalam Islam menjaga rahasia masuk kategori amanah. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits :

 عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ الحَدِيثَ ثُمَّ التَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ

''Jika seseorang menceritakan suatu peristiwa kemudian ia berpaling, maka cerita itu menjadi amanah.'' (HR At-Turmudzi dari Jabir bin Abdullah).

Jika yang diceritakan oleh orang tersebut adalah cerita buruk atau negatif tentang dirinya maka itu adalah aib. Aib itu wajib dijaga dan ditutupi. Perintah ini dijelaskan oleh Rosulullah SAW dalam sebuah hadits.

من ستر عورة أخيه المسلم ستر الله عورته يوم القيامة 


''Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat kelak.'' (HR Ibnu Majah).

Menjaga rahasia memang sangat sulit. Sedikit saja terbongkar maka akan banyak sekali akibat yang akan dialami salah satunya rusaknya persaudaraan. Apalagi dewasa ini orang-orang suka sekali menambahkan cerita dari cerita yang sebenarnya. Maka dari itu hendaklah ketika kita diberi amanah untuk menjaga rahasia orang lain maka simpanlah rahasia itu rapat-rapat. Dan diam adalah solusi terbaik jika ingin menyimpan sebuah rahasia. Ingat, lidah manusia itu Allah ciptakan tidak bertulang sehingga mudah sekali tergelincir ketika berbicara, dan mudah sekali terpancing dalam sekali ucap.

Menjaga rahasia ini juga condong kepada kemunafikan. Mengapa demikian, sebab kalau rahasia itu bocor artinya kita telah mengkhianati amanah yang diberikan. Bukankah dalam sebuah hadits Rosulullah SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri orang munafik itu ada tiga dan salah satunya adalah jika dia dipercaya maka dia mengkhianatinya. Naudzubillah. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang suka membuka rahasia orang lain.

Agar rahasia kita tetap aman dan tidak terbongkar, maka berceritalah pada orang yang memang benar-benar dipercaya. Orang-orang yang pasti tidak akan membuka rahasia kita kepada siapapun. Kalau ragu menguasai, maka Allah adalah sebaik-baiknya tempat untuk mengadu. Tahajudlah, adukan semua keluh kesah dan rahasia kepada-Nya. Dijamin rahasia kita akan aman selamanya. 



Pulau Harapan, 31 Agustus 2021


Selasa, 03 Agustus 2021

Setelah Suntik Vaksin Covid-19

 Setelah Suntik Vaksin Covid-19

Jaka Ferikusuma



Saya dikabari oleh bidan Puskesmas Sembawa via WA yang meminta data guru-guru MI tempat saya mengabdi, MI Kurnia Ilahi, untuk divaksin. Saya lama balasnya. Ragu. Saya pernah bilang ke adik saya yang dokter, saya tidak mau divaksin. Pahamlah ya kenapa? Karena kontroversi si vaksin ini.

Akhirnya saya kirim juga data-data guru saya ke bidan tersebut, tentu data saya juga diurutan pertama. Saya dan guru-guru menunggu panggilan untuk divaksin. Ternyata antrinya lama. Sekolah terdekat malah sudah semua. Saya pikir kami tidak jadi divaksin, saking lamanya nunggu. Berbulan-bulan lamanya. Lalu datanglah surat undangannya lewat WA, yang mengatakan tanggal 28 April 2021 jadwal vaksin untuk MI dan RA Kurnia Ilahi. Bulan ramadhan. Di surat itu juga dijelaskan bahwa peserta vaksin harus sahur. Padahal saya tidak bisa sahur. Maksudnya saya tidak bisa makan apapun kalau fajar hari. Yang masuk cuma air putih. Saya selalu sahurnya dengan air putih saja. Hari itupun sama.

Karena di sekolah kami ada lomba ramadhan, sekitar jam 10an kami baru berangkat ke Puskesmas. Itu pun sudah ditelpon oleh petugasnya. Di sana kita sudah ditunggu dong. Kalau tidak mau divaksin sudah banyak yang antri mau menggantikan. Ada 4 loket yang harus dilewati saat vaksin.

Di loket 1, pendaftaran. Kita akan diminta untuk mengisi kertas kecil semacam formulir gitu. Juga dimintai fotokopi KTP dan nomor handphone yang aktif. Nomor handphone ini nanti untuk mereka mengirim link sertifikat vaksin.

Lalu kita akan masuk ke loket 2. Di sana sudah ada dokter yang bertugas. Di sinilah kita yang mau vaksin harus jujur dan menceritakan keadaan tubuh dan kesehatan kita. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Jujur saja. Nanti dokternya bisa menentukan apakah kita layak divaksin atau tidak. Di sini juga tensi darah kita akan diukur.

Loket ke 3 kita menyerahkan data  ke petugas bahwa kita bersedia divaksin. Setelah itu loket keempat. Suntik. Karena saya takut jarum suntik jadi sayanya agak tegang saat disuntik. Setelah itu kita akan menunggu sebentar sekitar 20-30 menit untuk mendapatkan kartu vaksinasi covid-19 dari petugas.

Apa yang saya rasakan ketika selesai divaksin?

Tiap orang kan beda-beda reaksi katanya, ada yang ngatuk, ada yang merasa lapar terus, dan ada yang vertigo. Macam-macam reaksi yang ditimbulkan. Untuk saya sendiri, saya merasa pegal di tangan saya yang disuntik. Berapa lama pegalnya? Dua hari. Hari ketiga baru pegal tersebut hilang.

Hanya pegal? Tentu tidak Ferguso. Seminggu kemudian saya demam. Demam terlama. 14 hari. Bahkan saat lebaran pun saya demam. Dan bayangkan sembuh dari demam, 5 hari kemudian saya harus suntik vaksin kedua. Di sini saya takut. Sumpah takut beneran. Mungkin ini nih yang menyebabkan orang bisa lumpuh atau meninggal setelah divaksin. Mana katanya vaksin kedua ini dosisnya lebih tinggi. Macam-macam yang saya pikirin saat itu. Yang jelas saya takut.

Sehari sebelum divaksin kedua, badan saya panas lagi. Batuk dan pilek masih bersarang walau biasa saja. Rasanya saya ingin menelpon petugas Puskesmas biar saya ganti hari saja mengingat saya masih kurang fit. Tapi itu tidak saya lakukan. Tunggu besok saja. Siapa tahu saya sehat besoknya. Dan kalian tahu apa yang terjadi dengan tubuh saya besoknya? Saya sehat banget. Bangun tidur rasanya segar. Pagi itu saya sarapan di sekolah. Jam 9 sesuai jadwal saya dan guru-guru siap tempur untuk vaksin kedua.

Alurnya sama seperti vaksin pertama, kita daftar lagi di loket pertama. Lalu ke loket kedua. Nah di loket kedua ini saya ceritakan kalau saya baru sembuh demam. Sekarang masih batuk pilek walau sudah mendingan. Pokoknya hal sekecil apapun terkait kondisi saya saat itu saya ceritakan. Remeh memang tapi kadang yang kita anggap remeh ini yang justru membahayakan. Dan saya tidak mau membahayakan diri saya sendiri. Setelah mendengar penjelasan saya akhirnya dokternya bilang, tidak apa-apa divaksin. Tapi saya diukur suhu tubuh dulu. Normal. Cek darah, juga normal. Tidak apa-apa, insya Allah aman, ujar dokternya. Tapi setelah vaksin istirahat ya biar tetap bugar.

Akhirnya saya disuntik. Tawakal saja.

Saya menunggu reaksinya? Samakah seperti vaksin pertama. Atau lebih parah. Tahu apa yang terjadi? Tubuh saya tidak beraksi apa-apa setelah vaksin kedua ini. Biasa saja. Mungkin vaksin nya sudah bersahabat dengan tubuh saya. Itu anjuran dokter agar saya istirahat setelah vaksin tidak saya turuti. Saya masih beraktivitas seperti biasanya. Alhamdulillah, aman.

Sekarang kapan giliran kamu divaksin?
Tidak usah takut. Jika imunmu kuat dan tidak ada sakit bawaan, insya Allah aman. Asal ketika discreaning oleh dokter ceritakan kondisi kesehatanmu dengan sebenar-benarnya. Dokternya juga tidak asal-asalan kok menyuruh divaksin. Buktinya ada tiga guru dari yayasan kami yang tidak divaksin. Satu karena sedang hamil, yang kedua sakit darah tinggi, yang ketiga alergi obat. Ketiganya tidak divaksin. Intinya adalah jujur saja dengan kesehatanmu. Terbukalah, walau cuma sakit batuk pilek macam saya. Karena kamu yang tahu kondisi kesehatanmu. Ibarat kata kamu adalah dokter bagi dirimu sendiri.

Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan kita terbebas dari virus covid-19 ini. Aamiin.

Pulau Harapan, Juli 2021