Kamis, 16 Desember 2021

Mereka yang Bercerita

 


Kejadian ini terjadi di Saung Rumah Qur'an Nurussa'adah Pulau Harapan. Kebetulan mereka bertiga yang ada di foto (perhatikan foto dengan jelas, ada seorang anak yang sembunyi di balik baju merah maroon) masuk dalam kelas saya. Hanif, Diaz, dan Rasya.

Setelah selesai muraja'ah, membaca alat peraga metode Ummi, dan mengaji, tibalah waktunya untuk menulis. Ketiga anak ini menulisnya persis di dekat meja saya. Sambil menulis ketiga anak ini bercerita sesama mereka, sesekali mengajak saya dan bertanya ini itu. Apa saja mereka ceritakan. Dan kali ini mereka bercerita tentang liburan. Saya mendengar semua kisah mereka sambil fokus menulis di kartu prestasi mereka.

Rasya bilang besok dia mau ke Lampung. Aku juga ikut, sambung Diaz. Rasya dan Diaz masih ada hubungan keluarga. Hanif tidak mau kalah dong. Aku mau ke Palembang, ujarnya.
"Nanti kami mau ke pantai, ustadz," jelas Rasya. Saya tersenyum menatap Rasya sebagai respon lalu kembali fokus menulis di kartu. "Kita mau berenang."
"Aku juga pernah ke pantai," terang Hanif.
"Air pantai rasanya asin," kata Diaz.

Pikir saya, bocah-bocah ini kecil-kecil tapi liburannya sudah kemana-mana. Saya sewaktu kecil liburannya hanya bermain bersama teman-teman di dalam hutan. Boro-boro ke pantai. Pertama kali ke pantai saja ketika usia SMA. Beruntung sekali mereka.

"Ustadz, besok kalau ke Palembang kami mau ke PS," kata Hanif yang matanya fokus ke papan tulis.
"Aku sering diajak Bunda ke PS, " balas Rasya.
Haduh, lagi-lagi saya agak tercengang mendengarnya. Saya yang sebesar ini saja jarang sekali masuk mall. Mereka dengan mudahnya bilang sering masuk mall. Anak-anak jaman sekarang ya.

Mereka bertiga terus bercerita hingga selesai menulis dan diponten. Saya selalu senang dengan dunia anak-anak. Mereka lugu dan menggemaskan. Rajin-rajin mengaji Hanif, Diaz, dan Rasya  biar jadi anak yang shalih dan bisa membanggakan orang tua.

Pulau Harapan, 09122021

Senin, 25 Oktober 2021

Empat Lawang Journey : Perjalanan yang Memabukkan

Empat Lawang Journey : Perjalanan yang Memabukkan




Setelah rapat panjang, akhirnya tiba saatnya melakukan perjalanan panjang menuju bumi Empat Lawang. Empat Lawang akan menjadi tuan rumah Writing Camp FLP Sumsel. Dan saya akan menjadi salah satu pemateri dalam acara tersebut.

Jumat (151021) pukul 06.50 saya sudah bersiap menuju ke Palembang. Rencananya saya akan berangkat bersama teman-teman dari Palembang. Kami janjian bertemu di simpang empat Jakabaring. Menunggu Damri di sana, lalu berangkat ke Prabumulih. Kenapa Prabumulih? Karena kami janjian kumpul di sana. Di sana sudah menunggu teman-teman dari Prabumulih dan Ogan Ilir. Kami akan berangkat bersama.

Sampai Prabumulih, orang-orang sudah selesai shalat jumat. Kita ketemunya di komplek Pertamina. Sambil menunggu mobil menjemput, kita yang dari Palembang shalat dulu, makan, dan istirahat sebentar. Sekira pukul 14.00 kita melanjutkan perjalanan.

Baru berangkat sebentar saya sudah membuat drama. Saya kehilangan gawai alias hape. Satu mobil heboh. Haha.... Bukan Jaka namanya kalau tidak membuat kehebohan. Tapi itu hanya berlangsung 5 menit. Ternyata hape saya ada di dalam tas. Dasar tidak teliti saja sewaktu memeriksanya.

Bukan hanya itu saja tingkah saya, saat mau masuk kota Muara Enim, tiba-tiba perut saya mules. Mana saya sudah mulai mabuk perjalanan. Maka, saya mati-matian menahan untuk buang air. Untung bapak sopirnya dengan baik hati mampir sebentar di SPBU. Buang hajatlah saya di tolitenya.

Perjalanan dilanjutkan. Memasuki kota Lahat, peserta di mobil heboh dengan penampakan bukit Jempol. Mereka sibuk merekam dan memoto dari dalam mobil. Perjalanan terus berlanjut. Jalanan curam dan berliku. Untungnya, walau dalam kondisi mabuk perjalanan, kami di dalam mobil sibuk bercerita. Jadi saya merasa tenang karena tidak akan muntah.



Sampai adzan maghrib tiba, mobil kita berhenti di masjid di daerah Kikim Timur. Kami menjama' shalat di sana. Mulai dari sini penderitaan saya dimulai. Saat memasuki mobil, hari sudah gelap. Teman-teman yang ada di mobil yang semula asyik bercerita tiba-tiba hening. Dalam hati saya menggerutu, 'alamat muntah di tengah jalan ini.'

Benar saja, kepala saya tambah pusing. Perut saya sudah macam diaduk-aduk sementara perjalanan menuju Tebing Tinggi masih dua jam lagi. Ya salam....

Dalam hati saya menggerutu, berdoa, menguatkan hati, 'Jaka, kamu kuat. Kamu hebat. Tahan. Jangan muntah di dalam mobil. Nanti kalau sampai baru keluarkan semua isi perut."

Sepanjang dua jam perjalanan saya mensugesti diri saya sendiri. Kuat. Hebat. Tahan. Sambil mata sesekali melirik ke luar mobil, sudah masuk daerah Empat Lawang belum. Saat saya melihat tulisan Tebing Tinggi, saya bersorak dalam hati. Bentar lagi sampai.

Saya ribut saat, mobil melambat karena mencari hotel tempat nanti kami menginap selama di Tebing Tinggi. Ketemu. Begitu masuk parkiran hotel saya buru-buru keluar mobil dan mencari posisi paling baik untuk muntah. Saya muntah dengan sukses. Semua isi perut berhasil keluar. Saya lemas. Tapi senang, berhasil mensugesti diri sendiri untuk tidak muntah di mobil.

Sungguh, perjalanan ini melelahkan. Tapi akan terbalas dengan kegiatan selama saya berada di sini. Inilah awal perjalanan saya di kabupaten Empat Lawang.


Funfact perjalanan :

Pulang pergi kami shalat maghrib di masjid yang sama. Masjid Nurul Hidayah Desa Gunung Kembang Kec. Kikim Timur Kab. Lahat. 

Pulau Harapan, 23 Oktober 2021

Selasa, 31 Agustus 2021

Rahasia Anda Aman di Tangan Saya

 



Rahasia Anda Aman di Tangan Saya

Jaka Ferikusuma


Rahasia menurut KBBI adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Dalam hidup setiap manusia pasti memiliki rahasia. Baik yang dia simpan sendiri atau dibagikan ke orang yang paling dipercaya.

Rahasia jika sudah diceritakan kepada orang lain maka itu menjadi amanah. Sebuah amanah yang wajib untuk dijaga. Apabila amanah itu tidak diemban dengan baik maka bisa menjadi khianat. Makanya banyak orang yang akhirnya ribut besar gara-gara rahasia ini.

Dalam Islam menjaga rahasia masuk kategori amanah. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits :

 عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ الحَدِيثَ ثُمَّ التَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ

''Jika seseorang menceritakan suatu peristiwa kemudian ia berpaling, maka cerita itu menjadi amanah.'' (HR At-Turmudzi dari Jabir bin Abdullah).

Jika yang diceritakan oleh orang tersebut adalah cerita buruk atau negatif tentang dirinya maka itu adalah aib. Aib itu wajib dijaga dan ditutupi. Perintah ini dijelaskan oleh Rosulullah SAW dalam sebuah hadits.

من ستر عورة أخيه المسلم ستر الله عورته يوم القيامة 


''Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat kelak.'' (HR Ibnu Majah).

Menjaga rahasia memang sangat sulit. Sedikit saja terbongkar maka akan banyak sekali akibat yang akan dialami salah satunya rusaknya persaudaraan. Apalagi dewasa ini orang-orang suka sekali menambahkan cerita dari cerita yang sebenarnya. Maka dari itu hendaklah ketika kita diberi amanah untuk menjaga rahasia orang lain maka simpanlah rahasia itu rapat-rapat. Dan diam adalah solusi terbaik jika ingin menyimpan sebuah rahasia. Ingat, lidah manusia itu Allah ciptakan tidak bertulang sehingga mudah sekali tergelincir ketika berbicara, dan mudah sekali terpancing dalam sekali ucap.

Menjaga rahasia ini juga condong kepada kemunafikan. Mengapa demikian, sebab kalau rahasia itu bocor artinya kita telah mengkhianati amanah yang diberikan. Bukankah dalam sebuah hadits Rosulullah SAW menjelaskan bahwa ciri-ciri orang munafik itu ada tiga dan salah satunya adalah jika dia dipercaya maka dia mengkhianatinya. Naudzubillah. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang suka membuka rahasia orang lain.

Agar rahasia kita tetap aman dan tidak terbongkar, maka berceritalah pada orang yang memang benar-benar dipercaya. Orang-orang yang pasti tidak akan membuka rahasia kita kepada siapapun. Kalau ragu menguasai, maka Allah adalah sebaik-baiknya tempat untuk mengadu. Tahajudlah, adukan semua keluh kesah dan rahasia kepada-Nya. Dijamin rahasia kita akan aman selamanya. 



Pulau Harapan, 31 Agustus 2021


Selasa, 03 Agustus 2021

Setelah Suntik Vaksin Covid-19

 Setelah Suntik Vaksin Covid-19

Jaka Ferikusuma



Saya dikabari oleh bidan Puskesmas Sembawa via WA yang meminta data guru-guru MI tempat saya mengabdi, MI Kurnia Ilahi, untuk divaksin. Saya lama balasnya. Ragu. Saya pernah bilang ke adik saya yang dokter, saya tidak mau divaksin. Pahamlah ya kenapa? Karena kontroversi si vaksin ini.

Akhirnya saya kirim juga data-data guru saya ke bidan tersebut, tentu data saya juga diurutan pertama. Saya dan guru-guru menunggu panggilan untuk divaksin. Ternyata antrinya lama. Sekolah terdekat malah sudah semua. Saya pikir kami tidak jadi divaksin, saking lamanya nunggu. Berbulan-bulan lamanya. Lalu datanglah surat undangannya lewat WA, yang mengatakan tanggal 28 April 2021 jadwal vaksin untuk MI dan RA Kurnia Ilahi. Bulan ramadhan. Di surat itu juga dijelaskan bahwa peserta vaksin harus sahur. Padahal saya tidak bisa sahur. Maksudnya saya tidak bisa makan apapun kalau fajar hari. Yang masuk cuma air putih. Saya selalu sahurnya dengan air putih saja. Hari itupun sama.

Karena di sekolah kami ada lomba ramadhan, sekitar jam 10an kami baru berangkat ke Puskesmas. Itu pun sudah ditelpon oleh petugasnya. Di sana kita sudah ditunggu dong. Kalau tidak mau divaksin sudah banyak yang antri mau menggantikan. Ada 4 loket yang harus dilewati saat vaksin.

Di loket 1, pendaftaran. Kita akan diminta untuk mengisi kertas kecil semacam formulir gitu. Juga dimintai fotokopi KTP dan nomor handphone yang aktif. Nomor handphone ini nanti untuk mereka mengirim link sertifikat vaksin.

Lalu kita akan masuk ke loket 2. Di sana sudah ada dokter yang bertugas. Di sinilah kita yang mau vaksin harus jujur dan menceritakan keadaan tubuh dan kesehatan kita. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Jujur saja. Nanti dokternya bisa menentukan apakah kita layak divaksin atau tidak. Di sini juga tensi darah kita akan diukur.

Loket ke 3 kita menyerahkan data  ke petugas bahwa kita bersedia divaksin. Setelah itu loket keempat. Suntik. Karena saya takut jarum suntik jadi sayanya agak tegang saat disuntik. Setelah itu kita akan menunggu sebentar sekitar 20-30 menit untuk mendapatkan kartu vaksinasi covid-19 dari petugas.

Apa yang saya rasakan ketika selesai divaksin?

Tiap orang kan beda-beda reaksi katanya, ada yang ngatuk, ada yang merasa lapar terus, dan ada yang vertigo. Macam-macam reaksi yang ditimbulkan. Untuk saya sendiri, saya merasa pegal di tangan saya yang disuntik. Berapa lama pegalnya? Dua hari. Hari ketiga baru pegal tersebut hilang.

Hanya pegal? Tentu tidak Ferguso. Seminggu kemudian saya demam. Demam terlama. 14 hari. Bahkan saat lebaran pun saya demam. Dan bayangkan sembuh dari demam, 5 hari kemudian saya harus suntik vaksin kedua. Di sini saya takut. Sumpah takut beneran. Mungkin ini nih yang menyebabkan orang bisa lumpuh atau meninggal setelah divaksin. Mana katanya vaksin kedua ini dosisnya lebih tinggi. Macam-macam yang saya pikirin saat itu. Yang jelas saya takut.

Sehari sebelum divaksin kedua, badan saya panas lagi. Batuk dan pilek masih bersarang walau biasa saja. Rasanya saya ingin menelpon petugas Puskesmas biar saya ganti hari saja mengingat saya masih kurang fit. Tapi itu tidak saya lakukan. Tunggu besok saja. Siapa tahu saya sehat besoknya. Dan kalian tahu apa yang terjadi dengan tubuh saya besoknya? Saya sehat banget. Bangun tidur rasanya segar. Pagi itu saya sarapan di sekolah. Jam 9 sesuai jadwal saya dan guru-guru siap tempur untuk vaksin kedua.

Alurnya sama seperti vaksin pertama, kita daftar lagi di loket pertama. Lalu ke loket kedua. Nah di loket kedua ini saya ceritakan kalau saya baru sembuh demam. Sekarang masih batuk pilek walau sudah mendingan. Pokoknya hal sekecil apapun terkait kondisi saya saat itu saya ceritakan. Remeh memang tapi kadang yang kita anggap remeh ini yang justru membahayakan. Dan saya tidak mau membahayakan diri saya sendiri. Setelah mendengar penjelasan saya akhirnya dokternya bilang, tidak apa-apa divaksin. Tapi saya diukur suhu tubuh dulu. Normal. Cek darah, juga normal. Tidak apa-apa, insya Allah aman, ujar dokternya. Tapi setelah vaksin istirahat ya biar tetap bugar.

Akhirnya saya disuntik. Tawakal saja.

Saya menunggu reaksinya? Samakah seperti vaksin pertama. Atau lebih parah. Tahu apa yang terjadi? Tubuh saya tidak beraksi apa-apa setelah vaksin kedua ini. Biasa saja. Mungkin vaksin nya sudah bersahabat dengan tubuh saya. Itu anjuran dokter agar saya istirahat setelah vaksin tidak saya turuti. Saya masih beraktivitas seperti biasanya. Alhamdulillah, aman.

Sekarang kapan giliran kamu divaksin?
Tidak usah takut. Jika imunmu kuat dan tidak ada sakit bawaan, insya Allah aman. Asal ketika discreaning oleh dokter ceritakan kondisi kesehatanmu dengan sebenar-benarnya. Dokternya juga tidak asal-asalan kok menyuruh divaksin. Buktinya ada tiga guru dari yayasan kami yang tidak divaksin. Satu karena sedang hamil, yang kedua sakit darah tinggi, yang ketiga alergi obat. Ketiganya tidak divaksin. Intinya adalah jujur saja dengan kesehatanmu. Terbukalah, walau cuma sakit batuk pilek macam saya. Karena kamu yang tahu kondisi kesehatanmu. Ibarat kata kamu adalah dokter bagi dirimu sendiri.

Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan kita terbebas dari virus covid-19 ini. Aamiin.

Pulau Harapan, Juli 2021

Senin, 19 Juli 2021

Vegetables Salad with Peanut Sauce alias Gado-gado Warung Budi Sri



Vegetables Salad with Peanut Sauce alias Gado-gado Warung Budi Sri

Jaka Ferikusuma

Saya tidak terlalu sering makan gado-gado. Pun beli ini untuk lauk makan. Nah, kemarin pas puasa senin, lagi ingin berbuka dengan gado-gado. Jadilah saya beli gado-gado di warung ini. Warung Budi Sri. Porsinya banyak. Harga sesuai kantong. Saya pesan gado-gado yang tidak terlalu pedas. Saya tidak makan di tempat ya, tapi bawa pulang.

Gado-gado di sini samalah kayak gado-gado yang lain. Ada banyak macam sayuran, lontong dan tahu lalu disiram saus kacang. Di tempatku orang-orang lebih suka menyebutnya bumbu kacang. Lalu topingnya kerupuk merah.

Sayurannya ada kubis, kecambah, kacang panjang, timun, dan tomat. Tentu saja kubis, kecambah, dan kacang panjangnya sudah direbus. Irisan lontongnya banyak. Lontongnya juga lembut sekali, bukan lembek ya. Tahunya digoreng dengan matang yang pas, tidak sampai kering banget kulitnya.

Yang bikin gado-gado di warung ini spesial tentu saja saus kacangnya. Itu saus kacangnya enak banget. Kacangnya dihaluskan dengan lembut, tidak kasar. Jadi lumer sekali di mulut. Tidak ada istilah deh itu kacang lekat di gigi.

Selain itu, saus kacangnya juga royal banget, tidak pelit. Semua sayur, tahu, dan lontongnya basah semua. Pokoknya ini enak banget. Selain itu saus kacangnya terasa light sekali. Tidak bikin eneg. Ada kan ya saus kacang yang kadang bikin eneg? Nah, yang ini tuh racikannya pas. Aroma kencurnya juga tidak terlalu kuat tapi tetap terasa.

Begitu masuk suapan pertama, rasanya pingin lagi dan lagi. Tidak ingin berhenti mengunyah sebelum habis. Seporsi bikin kenyang. Bahkan bisa untuk dua orang. Kalau kamu pecinta gado-gado, kamu harus makan di sini. Buktikan sendiri berapa lezatnya gado-gado di warung ini.

Gado-gado yuk Sri
Lokasi : Warung Budi Sri (kurang lebih 100 meter dari Kantor Desa Pulau Harapan)
Harga : Rp. 10.000,-
Tambahan : Selain gado-gado, juga ada model, tekwan, es campur, dan aneka minuman.

Minggu, 30 Mei 2021

Keberkahan Menulis

Foto : bersama teman-teman FLP saat milad 20 FLP di Jakabaring, Palembang. 


Keberkahan Menulis
Jaka Ferikusuma


Saya mulai serius menulis sejak SMA. Gara-gara "dikomporin" teman. Dia tahu saya suka baca, lalu dia bawa majalah Horison ke sekolah, dipinjamkan ke saya. Dia juga suruh saya baca-baca karyanya, lalu mengajak saya untuk melakukan hal yang sama, menulis. Dari sana saya suka menulis. Rugi saja senang membaca tapi tidak diiringi dengan menulis.

Pertama menulis memang hanya untuk konsumsi pribadi atau dibaca teman-teman. Bingung mau dikirim kemana. Paling mading sekolah. Hidup di desa membuat saya mengalami keterbatasan ketika itu.

Saya mulai ikut lomba menulis sejak kuliah. Pertama ikut lomba menulis langsung juara 2. Lomba cerpen. Dapat hadiah buku dan uang. Senang banget. Dari sana mulai serius ikut lomba lagi. Kadang menang tapi sering kalah.

Gabung di FLP membuat saya semakin rajin menulis. Bertemu teman-teman yang mempunyai hobby sama itu menyenangkan. Berbagi cerita. Berbagi pengalaman. Bertukar karya, saling kritik saran. Akhirnya memberanikan diri mengirim karya ke media. Awalnya selalu di tolak koran lokal. Lalu mencoba kirim ke majalah nasional. Sabili. Tembus. Cerpen. Lalu beberapa kali akhirnya dimuat di sana.

Itu awal-awal berkah menulis yang saya terima. Makin ke sini, saya makin banyak menerima keberkahan dalam menulis. Terbaru saya malah dapat handphone idaman dari hasil lomba menulis. Senangnya bukan main.

Tapi itu semua sebenarnya adalah bonus. Keberkahan yang saya dapati adalah ketika pembaca saya tersentuh, terenyuh dengan tulisan saya. Contoh nih, ada beberapa tulisan saya di media sosial saya yang menggugah seorang pembaca. Dia bilang, tulisan saya itu bernas dan menginspirasi. Padahal saya menulis itu karena tugas di Grup FLP Sumsel Menulis (GSM) dan sudah deadline pula.

Atau ada yang WA saya bilang, masya Allah, saya menangis membaca tulisan Kakak di blog. Itu rasanya bahagia banget. Sederhana sih tapi kena.

Saya berusaha menulis untuk kebaikan. Jadi apapun yang saya tulis adalah untuk kebaikan. Saya banyak tulisan di catatan gawai saya. Tapi saya memilih mana yang layak untuk diterbitkan di medsos dan mana yang hanya konsumsi pribadi saya. Atau saya tahan saja dulu sampai tulisan itu layak dibaca orang banyak.

Menulis juga sebenarnya adalah terapi untuk saya sendiri. Dengan menulis, apapun itu, termasuk menulis tulisan ini buat saya jadi senang. Mood jadi bagus. Hati jadi tentram. Menulis itu kaya healing bagi saya sendiri. Jadi jika ada kejadian apa hari ini yang mengesankan, jika saya tidak ingin bercerita pada siapapun maka saya akan tulis. Setelah tulisannya selesai, saya akan merasa lega.

Jadi menulis itu tidak bisa lepas dari kehidupan saya. Sehari saya biasakan untuk menulis. Apa saja. Jika sedang suntuk, mood rusak, ide tak ada, sebisa mungkin menulis hanya satu paragraf pendek. Jika keadaan sedang baik dan cerah maka dalam sekali tulis bisa sampai tiga tulisan.

Keberkahan menulis itu sebenarnya justru ada pada menulis itu sendiri. Saya bersyukur dianugrahi Allah kemampuan mengolah kata menjadi sebuah karya. Menuangkan apa yang dialami, diceritakan orang lain, dan pendapat ke dalam sebuah tulisan. Layaknya musisi yang tenang jika bermusik, atau seperti pendaki yang merasa bersatu dengan alam jika telah mencapai puncak gunung. Seperti itulah saya, akan merasa damai dan bahagia ketika sudah menulis.

Menulis adalah bagian dari hidup saya. Tidak peduli seberapa receh tulisan saya.

Pulau Harapan, 30 Mei 2021

#WAGFLPSumselMenulis
#lampauibatasmu
#menulisuntukmencerahkan
#flpoke

Senin, 19 April 2021

10 Kutipan dari Buku Hikmah Republika; Kepompong Ramadhan



1. Menjadi kaya atau miskin tentu membutuhkan mental untuk menerima kenyataan. Yang terpenting adalah kesiapan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Allah. 


2. Kalau pelaku ketaatan dibantu dan disokong oleh para malaikat untuk terus melakukan kebaikan, para penggiat dosa dan maksiat akan terus didukung oleh setan baik dari golongan jin maupun manusia. 


3. Semua amal manusia itu adalah untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan mengganjarnya. (Hadits Qudsi) 


4. Pengendalian diri merupakan obat yang paling manjur untuk meredam berbagai penyakit. 


5. Tanda cinta Allah adalah menyukai dzikrullah. (HR. Baihaqi) 


6. Kebahagian keluarga bumi yang berhati langit. 


7. Ketaqwaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya menahan amarah yang dapat merugikan orang lain. 


8. Ucapan "Allahu Akbar" yang diulang-ulang dalam gerakan shalat dan haji, dimaksudkan untuk mengingat bahwa hanya Allah saja yang besar. 


9. Maaf adalah kunci surga. 


10. Puasa seperti metamorfosis, dari seekor ulat menjadi kupu-kupu yang indah. Tidak salah jika menyebut orang yang berpuasa dengan metafor, kepompong ramadhan.


#flpsumselmenulis

#flpoke

#flpsumsel

Kamis, 18 Maret 2021

Isra Mi'raj di Masjid Kami

Di masjid kami, masjid Darussalam, setiap tahunnya selalu mengadakan peringatan isra mi'raj nabi Muhammad SAW. Banyak hal-hal unik yang terjadi setiap tahunnya. Ada yang berubah ada yang tidak. Berikut saya rangkum kejadiannya pada tahun ini.

1. Tentu saja setiap peringatan isra mi'raj yang selalu berubah adalah penceramahnya. Tidak akan pernah sama. Tahun ini penceramahnya adalah ustadz H. Dian Permana, Lc. Beliau adalah ustadz di pondok pesantren Qodratullah Langkan. Sudah dua tahun ini penceramahnya adalah ustadz dalam negeri. Biasanya ustadznya dari luar negeri alias Palembang. Dan seperti biasa ustadznya selalu bisa membuat ibu-ibu tertawa bahagia. 


2. Setiap tahun MC-nya adalah salah satu anak-anak Irmas yang saya pilih. Haha.... Kenapa saya yang pilih? Karena saya yang diberi tanggung jawab untuk urusan satu itu. Kalau tak ada yang bisa maka balik bandar. 


3. Tahun ini protokol kesehatan sudah diterapkan karena efek pandemi. Masjid tanpa sajadah. Jamaah memakai masker. Dan berjarak. 


4. Ibu-ibu selalu jadi magnet tersendiri saat acara. Selalu yang paling ramai datang ke masjid. Dan selalu disapa khusus oleh ustadznya. 


5. Urusan snack selalu berubah-ubah. Pernah beberapa tahun dapat nasi bungkus usai acara. Lalu akhirnya snack seperti biasa. Risol, brownis, donat, kumbu, putu ayu, dan snack sejenisnya. Snack boleh berubah-ubah tapi bagian repot membagikannya ke jamaah selalu Irmas. Pernah bahkan saking banyaknya yang datang kita yang yang membagikan tidak kebagian. Nasib. 😁
Tahun ini justru kelebihan snack. Saya tidak tahu kalau kardus yang ada di meja persis di depan saya duduk ternyata berisi snack. Saya pikir itu kardus berisi air mineral. 


6. Usai acara, ketika semua orang pulang, kembali Irmas sibuk mengumpulkan sampah snack dan buah. Bahu membahulah kami membersihkan masjid dengan riang gembira. 


7. Biasalah, usai acara kita akan foto bersama. Tapi tahun ini, tidak ada foto bersama. Beberapa anggota sudah duluan pulang. Saya yang sempat mau ngajak berfoto saja lupa. Efek lelah sepertinya.

Isra mi'raj di tempatmu bagaimana? Pasti lebih seru kan?

Pulau Harapan, 18 Maret 2021

#flpsumselmenulis
#wagflpsumselmenulis
#flpsumsel
#flpoke