Tradisi Iduladha di Indonesia
Jaka Ferikusuma
Iduladha sering di sebut juga dengan hari raya kurban atau hari raya haji. Disebut hari raya kurban karena iduladha merupakan momentum dalam memperingati peristiwa bersejarah yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya sediri, Ismail atas perintah Allah.
Disebut hari raya haji karena iduladha bertepatan dengan umat Muslim dalam menunaikan rukun Islam yang ke lima, naik haji bagi yang mampu.
Di setiap negara punya tradisi masing-masing dalam merayakan iduladha. Contohnya Pakistan. Di Pakistan ada tradisi memandikan hewan kurban sebelum disembelih. Selain dimandikan hewan-hewan kurban tersebut juga akan dihias dengan bunga-bungaan. Selain itu iduladha di Pakistan sangat terasa sekali karena dirayakan selama 4 hari. Selama 4 hari semua toko harus ditutup dan menjadi hari libur nasional. Seru kan?
Bagaimana di Indonesia? Di Indonesia sendiri ada beberapa tradisi iduladha yang cukup unik. Apa saja? Berikut tradisi iduladha yang ada di Indonesia yang berhasil penulis kutip dari berbagai sumber.
1. Kaul dan Abda'u
Di timur Indonesia tepatnya di Kota Ambon, pemuka agama akan mengendong kambing yang ingin dikurbankan. Tradisi ini dinamakan Kaul dan Abda'u. Kambing biasanya akan dibawa dengan kain layaknya bayi dan diarak mengelilingi pemukiman warga, sebelum dibawa ketempat eksekusi hewan kurban. Zikir dan shalawat dikumandangkan selama perjalanan. Tradisi ini ini dilakukan setelah shalat Idula Adha dan dilakukan di daerah-daerah di Maluku Tengah.
2. Mepe Kasur
Tradisi ini dirayakan oleh warga muslim di Banyuwangi. Tradisi ini dilakukan dengan menjemur kasur rumah dan memukul-mukul kasur tersebut. Tradisi ini menjadi pengingat untuk warga tentang kebersihan kasur, agar terhindar dari penyakit dan debu. Tradisi ini dilakukan warga menjelang iduladha.
3. Grebeg Gunungan
Tradisi satu ini dirayakan oleh warga muslim di Yogyakarta. Hampir mirip dengan tradisi Apitan, warga muslim Jogja akan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman. Hal yang diarak berupa tiga buah gunungan hasil bumi Yogyakarta.
4. Manten Sapi
Saat Idul Adha, tradisi ini akan dilakukan oleh orang Pasuruan. Dalam rangka menghormati hewan kurban yang akan disembelih, warga Pasuruan akan mendandani hewan kurban terlebih dahulu. Bunga tujuh rupa dengan bermacam pernak-pernik berwarna-warni akan dikenakan ke hewan kurban sebelum diarak keliling kota.
5. Apitan
Tradisi khas dari Semarang dalam merayakan Idul Adha. Dalam tradisi ini, warga Semarang akan mengarak hasil-hasil panen dari daerahnya mengintari seluruh kota. Memakan nasi tumpeng beramai-ramai menjadi puncak acara dari tradisi ini.
Sebenarnya masih banyak lagi tradisi iduladha yang tersebar di bumi Nusantara ini. Hanya saja, banyak yang tidak terekspos secara nasional. Di desa saya saja misalnya, iduladha bukan hanya pasal menyembelih hewan kurban lalu selesai. Di desa saya perayaan iduladha sama seperti Idulfitri. Sama persis. Orang-orang tetap masak ketupat berikut opor, rendang, atau malbi sebagai temannya. Tetap ada tradisi mengunjungi rumah-rumah tetangga. Tetap ada kue-kue. Jika ketupat habis, besoknya tuan rumah bisa membuat tekwan, model, pempek, ataupun bakso untuk dihidangkan kepada tamu yang bertandang ke rumah mereka.
Hebatnya di desa saya, lebaran haji terjadi selama 7 hari. Jadi selama 7 hari itu kita bisa silaturahmi ke tetangga-tetamgga satu desa. Makanya di desa kami, Pulau Harapan, mau iduladha maupun idulfitri tetap sama perayaannya. Tetap meriah. Namanya juga hari raya.
Lalu bagaimana tradisi lebaran iduladha di tempatmu?
Pulau Harapan, 29 Agustus 2020