Sabtu, 08 Januari 2022

Pesan Kepada Fatih

Bersama Fatih Hamizan (Dok. Pribadi) 


Kemarin saat ulang tahun siswa saya di MI, seperti biasa saya didaulat menjadi pembawa acaranya. Usai acara dan setelah makan, bertemulah saya dengan Fatih Hamizan dan ibunya. Fatih Hamizan, bocah berumur lebih dari dua tahun berwajah gembil dan menggemaskan. Dia adalah anak adik saya. Adik saya yang luar biasa. Adik saya yang baik sekali. Dan lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan banyak hal untuk Fatih, begitu dia biasa dipanggil, tentang ayahnya.


Fatih, kau harus tahu bahwa ayahmu adalah orang baik. Sangat baik dan terlalu baik. Dia tidak pernah menyakiti siapapun. Dia tak pernah membuat sesiapa pun kecewa. Dia hanya pernah terluka lalu sulit menyembuhkannya. Aku saja yang terlalu egois terhadapnya.


Fatih, kau juga harus tahu bahwa ayahmu itu adalah orang yang kuat. Teguh. Dia tak pernah goyah dalam meraih apapun yang ingini. Tak peduli badai. Tak peduli aral. Dia selalu dapat meraihnya. Menjadilah kuat seperti ayahmu. Jangan takut. Jangan lengah. Kau harus selalu tangguh. Karena kelak pada masamu, mungkin badai dan aral akan semakin kejam.


Fatih, ayahmu adalah sosok yang hebat. Pembelajar yang baik. Tak ada sedikitpun sesuatu yang kupinta padanya tak dikerjakannya dengan baik. Selalu sempurna. Setidaknya ayahmu telah bekerja dengan sepenuh hatinya.


Fatih, ayahmu sempurna menjadi adikku. Ya dia sempurna menjadi adikku. Dia adikku. Takkan ada adik yang baik seperti dia lagi. Mau dicari di belahan bumi bagian manapun tidak akan ada yang sepertinya. Kau tahu mengapa? Karena dia adikku.


Fatih, kelak jika kau besar, dan kau mengerti semua ini, maka ingatlah bahwa ayahmu orang baik. Jangan pernah mengecewakan dia seperti aku yang selalu membuatnya terluka. Jangan pernah kau abaikan dia, jangan pernah kau membuatnya luka. Jadikan dia sebagai guru, teladan yang baik bagimu dalam menjalankan kehidupan.


Fatih Hamizan, kubagikan sedikit cerita tentang kami berdua, aku dan ayahmu, kakak adik yang penuh ego ini, bahwa ayahmu, adikku itu, pernah membelaku mati-matian. Melindungiku dari bahaya apapun. Padahal harusnya aku sebagai kakak yang melindungi dia dari semua kejahatan. Tapi bagi ayahmu, aku adalah kakaknya.


Kau mungkin bertanya apa ayahku pernah melakukan kesalahan? Aku bahkan  memuji ayahmu tanpa cela. Fatih, kuberi tahu kau, manusia mana yang tak melakukan salah. Tentu ayahmu pernah melakukan salah dalam hidupnya, begitu juga aku. Karena kami adalah kakak adik, maka kesalahan kami sejatinya sama, ego. Ego kami terlalu tinggi hingga pernah membuat kami hancur lebur menjadi debu. Untung saja, waktu memberi kami waktu untuk belajar, sabar dan ikhlas, maka sampai detik ini ayahmu masih adikku. Kami telah berdamai dengan ego kami, Fatih.


Fatih Hamizan, tak ada yang menandingi ayahmu dalam berbagai kebaikannya. Dia selalu terdepan dan terhebat. Jika kelak kau meragukan kebaikan dan kehebatan ayahmu, datanglah padaku. Aku adalah saksi kunci untuk segala keraguanmu terhadapnya. Sampai hari ini pun, hanya kebaikannya yang selalu terkenang.


Sebenarnya banyak hal yang ingin kuungkap padamu, Fatih Hamizan, tentang ayahmu. Hanya saja, berlembar-lembar tulisan tak akan sanggup untuk menyudahi kisahnya. Kau hanya perlu tahu bahwa ayahmu orang baik. 


Akhirnya, aku hanya mampu berpesan lewat tulisan ini, menjadilah baik seperti ayahmu. Tidak perlu menjadi orang lain, kau hanya perlu menjadi Fatih Hamizan yang baik. Aku mencintaimu berlipat-lipat, seperti aku menganggap ayahmu sebagai adikku.



Pulau Harapan, 08 Desember 2021
*semoga kelak kau membaca tulisan ini, Fatih Hamizan. 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar